Panggil saja Acep, ibunya meninggal ketika melahirkan nya keduania. ayah nya yang tidak memiliki pekerjaan tetap, membuat acep tinggal dengan nenek nya. miris sekali, waktu itu acep tidak pernah merasakan air susu, melainkan hanya meminum air beras di campur gula merah, bahkan jika tida ada apapun , acep mungil di beri air teh manis.
jekadian yang menimpanya, membuat tumbuh kembang berfikir acep melambat, tidak seperti teman-teman sebayanya. namun acep bercita-cita ingin bisa terus bersekolah dan hafal Al-Qur’an